Pohon Aren – Taksonomi, Morfologi, Faedah & Budidaya
Pohon aren, kelapa dan nipah ialah flora dalam kalangan yang serupa, yaitu jenis palma, palem atau pinang-pinangan. Sama seperti pohon kelapa, seluruh bagian tumbuhan aren juga bersifat multi guna.
Salah satu faedah populer pohon enau atau aren yaitu nira yang digunakan untuk menciptakan gula aren. Selain itu, bagian lain seperti daunnya juga mampu digunakan untuk atap rumah tradisional dan buatan sapu ijuk.
Tumbuhan berjulukan latin Arenga pinnata ini juga kerap dibudidayakan alasannya tumbuh subur di negara tropis serta memperlihatkan nilai irit bagi para petani.
Taksonomi Tanaman Aren
Tanaman yang tepat berkembang di kawasan tropis ini memiliki sistem penjabaran ilmiah atau taksonomi selaku berikut:
Kingdom | Plantae |
Subkingdom | Viridiplantae |
Infrakingdom | Streptophyta |
Superdivisi | Embryophyta |
Divisi | Tracheophyta |
Subdivisi | Spermatophyta |
Kelas | Magnoliopsida |
Superordo | Lilianae |
Ordo | Arecales |
Famili | Arecaceae |
Genus | Arenga |
Spesies | Arenga pinnata |
Asal & Sebaran
Pohon enau yaitu tumbuhan yang berasal dari kawasan Asia tropis. Tumbuhan aren secara alami tersebar dari India timur bagian barat hingga wilayah Asia Tenggara, seperti Malaysia, Indonesia, dan Filipina.
Selain kawasan tersebut, daerah torpis lain yang menjadi sebaran aren yakni Taiwan, Laos, dan Vietnam. Selain tumbuh liar di hutan belantara, di negara-negara tersebut aren juga dikembangkan menjadi tanaman budidaya.
Di Indonesia, pohon aren memiliki beberapa penamaan berbeda, antara lain:
- Sumatra, Semenanjung Malaya dan Sunda dinamakan kawung, taren
- Sulawesi dinamakan akol, akel, akere, inru, indu
- Nusa Tenggara dinamakan moka, moke, tuwa, tuwak
Jauh sebelum itu, pada era penjajahan Belanda pohon aren diketahui sebaga arenpalm atau zuikerpalm. Sedangkan dalam bahasa Jerman flora ini diketahui dengan nama zuckerpale dan bahasa Inggris disebu sugar palm atau gomuti palm.
Habitat
Aren ialah salah satu pohon yang dilindungi di Indonesia. Habitat orisinil pohon aren adalah lingkungan beriklim tropis, seperti keadaan iklim Asia pada umumnya.
Tanaman ini gampang beradapatasi dan dapat tumbuh dimana saja, tetapi pertumbuhannya akan optimal jikalau ditanam di daerah perbukitan, lereng atau tebing sungai dengan tingkat kelembaban tinggi.
Tumbuhan aren dapat tumbuh mulai daratan yang sejajar dengan permukaan bahari sampai pada ketinggian 1.400 meter di atas permukaan bahari. Namun ketinggian yang paling ideal yaitu antara 500 sampai 1.200 mdpl. Sementara para pembudidaya aren umumnya menanam aren di lahan dengan ketinggian 500 hingga 700 mdpl.
Kondisi tanah yang bagus untuk perkembangan aren adalah jenis tanah vulkanis yang berada di sekitar lereng gunung, tanah gembur, ataupun tanah berpasir yang mampu dijumpai di bersahabat pedoman sungai.
Suhu yang bagus untuk flora aren ialah sekitar 25 derajat Celcius, beriklim sedang hingga lembap dengan curah hujan rata-rata 1.200 mm per tahunnya.
Morfologi
Pohon aren ialah kelompok tumbuhan palm yang berkembang tinggi dan besar. Ketinggian maksimal yang bisa dicapai sekitar 25 meter dengan diameter 65 cm.
Batangnya tergolong kokoh dan terdapat serabut warna hitam di bagian atas batang yang diketahui sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk merupakan bagian dari pelepah aren yang pertumbuhannya menyelubungi bab batang pohon.
Struktur batang aren berkayu pada bagian luarnya dan berserabut di bab dalamnya. Morfologi batang dari flora ini sangatlah khas dan mirip dengan pohon kelapa.
Jenis daun tumbuhan aren yaitu majemuk dengan pertulangannya menyirip, kurang lebih sama dengan daun kelapa atau pohon nipah. Panjang daunnya mampu mencapai 5 meter dan mempunyai tangkai daun dengan panjang sampai 1,5 meter. Helaian daun daunnya memiliki panjang sekitar 1,4 meter dengan lebar 7 cm.
Anak daun pohon aren juga mempunyai pertulangan menyirip dengan bentuk lanset. Ujung daun muda meruncing, sedangkan bab pangkalnya membulat. Bagian tepinya rata dan mempunyai gradasi warna dari hijau muda hingga hijau bau tanah. Tepat di bab bawah anak daun terdapat lapisan lilin.
Bunga aren berupa tongkol dan merupakan bunga berumah satu, artinya bunga betina dan bunga jantan berkembang menyatu di tongkolnya. Letak tumbuhnya bunga aren jenis jantan yakni di bagian ketiak daun dan memiliki benang sari, sedangkan bunga betinanya berupa lingkaran.
Buah aren tumbuh secara bergerombol pada tandan dan mempunyai bentuk seperti buah buni dengan diameter sekitar 4 cm. Di dalam buah terdapat tiga ruang dan juga memiliki tiga biji yang terdapat pada untaian yang mirip rantai. Satu tandan setidaknya memiliki 10 tangkai dan setiap tangkai terdapat sekitar 50 buah aren.
Status
Kelangkaan
Pohon aren merupakan salah satu jenis flora langka yang memiliki bagian-bagian serba guna. Meski menjadi salah satu flora yang dilindungi oleh undang-undang, namun pertumbuhannya yang terbilang gampang membuat pohon ini belum berstatus terancam punah. Tumbuhan aren menjadi pilihan tumbuhan budidaya yang populer selaku penghasil gula.
Manfaat Pohon Aren
Sebagai tanaman multi fungsi, maka seluruh bagian aren mampu dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia. Air nira untuk menghasilkan gula aren serta buah kolang-kaling merupakan dua yang terkenal diantara faedah lain yang dimilikinya.
1. Nira dan Gula
Gula aren merupakan gula alami yang diperoleh dari proses menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan mengembangkan serbuk sari berwarna kuning.
Untuk melakukan air nira, tandan mesti dipukul-pukul hingga memar selama beberapa sehingga menciptakan cairan. lalu tandan diiris dan pada bab ujungnya digantung dengan bambu selaku wadang menampung cairan yang menetes.
Cairan yang menetes dan terkumpul tersebut disebut nira, atau dibeberapa daerah disebut legen atau saguer. Warnanya jernih agak keruh dan tidak tahan usang. Oleh sebab itu, nira yang tertampung mesti segera dimasak.
Pembuatan gula aren dimulai dengan memasak nira hingga mengental dan menjadi gula cair. Setelah itu, cairan gula tersebut diberi materi pengeras seperti campuran getah nangka agar membeku, mengeras dan mampu dicetak menjadi bongkahan gula.
Gula aren juga dapat dijadikan gula debu atau krital. Untuk menjadikannya, maka campuran getah nangka diganti dengan bahan pemisah mirip minya kelapa.
Nira juga mampu difermentasikan menjadi produk-produk minuman beralkohol atau tuak. Tuka dibuat melalu proses penambahan beberapa jenis kulit kayu atau akar-akaran dan dibiarkan selama beberapa hari agar terfermentasi.
Nira mentah juga bermanfaat sebagai obat pencahar, serta materi adonan pembuatan roti biar lebih mengembang.
2. Kolang-Kaling
Kolang-kaling ialah buah aren yang sudah diolah sedemikian rupa dan sehingga terbebas dari gerahnya yang beracun. Buah aren yang juga disebut beluluk atau caruluk umumnya memiliki 2 atau 3 butir inti biji yang warnanya putih dengan batok tipis dan keras.
Buah aren muda memiliki inti yang lunak dan agak bening. Untuk mengeluarkannya, buah harus dibakar dan direbus dan kemudian inti biji direndam dalam air kapur selama beberapa hari agar getahnya yang beracun hilang.
Selain itu, buah juga mampu dikukus selama 3 jam agar mudah dikupas. Biji yang ada didalamnya dikumpulkan dan dipukul sampai gepeng kemudian di direndam dalam air selama 2 atau 3 minggu.
Inti buah tersebutlah yang dinamakan kolang-kaling atau buah atep / atap. Kolang-kaling biasanya dimanfaatkan untuk adonan pengerjaan es, kolak, dan manisan.
3. Bahan Bangunan & Rumah Tangga
Bagian pohon aren yang mampu dimanfaatkan selaku materi bangunan adalah daun, ijuk, dan batangnya. Beberapa penduduk di pedalaman umummemanfaatkan daun pohon aren selaku atap rumah budpekerti. Sementara batangnya dijadikan papan yang dapat dipakai untuk sekat rumah dan sebagainya.
Selain untuk struktur bangunan, kayu aren juga mampu dimasak menjadi bahan makanan. Empulur batang dapat ditumbuh lalu dimasak menjadi sagu. Sedangkan akarnya yang berserat mampu digunakan untuk materi tali pancing dan cambuk.
Pucuk daun aren muda atau janur juga bisa dimanfaatkan untuk daun rokok atau kawung. Daun aren juga mampu dianyam menjadi tali, serta wadah untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan lidinya dapat dibuat untuk sapu lidi.
Ijuk aren mampu dipintal menjadi tali yang kuat, awet dan tahan kepada air laut. Ijuk juga dapat dipakai untuk atap rumah, pembuatan sikat, serta sapu ijuk.
4. Energi Alternatif
Aren tidak hanya memiliki kegunaan untuk buatan gula, kolang-kaling, minuman beralkohol dan adonan kuliner. Lebih dari itu, pohon aren juga beramnfaat untuk dijadikan energi ramah lingkungan.
Nira aren dapat dioleh menjadi bioethanol. Setiap 25 liter nira yang diolah dengan katalisator dapat menciptakan 2 liter bioethanol dengan kadar 90% hingga 92%. Sedangkan kalau dimasak tanpa katalisator cuma menciptakan kadar 72%.
Selain itu, nira aren juga dapat dikembangkan menjadi bioavtur melalui proses konversi biomassa dari sera, gula, tepung dan minyak aren.
Budidaya Pohon Aren
Kebutuhan akan aren yang cukup tinggi serta ketersediaannya di alam yang terbatas dan dilindungi, maka prospek perkebunan aren cukup cerah untuk digeluti. Berikut ini yakni panduan budidaya tanaman aren yang dapat kita ikuti.
1. Syarat Tumbuh
Iklim yang sesuai untuk kemajuan aren ialah iklim sedang sampai lembap dengan ketinggian maksimum 1.400 mdpl. Namun untuk budidaya, arean berkembang baik di ketinggian 500 sampai 700 mdpl dengan curah hujan sekitar 1.200 mm per tahun.
2. Pembibitan
Bibit aren unggul mampu diperoleh secara alami maupun perbanyakan biji benih. Biji yang akan digunakan menjadi bibit diupayakan dari pohon aren yang sehat. Pilihlah buah berukuran sekurang-kurangnya4 cm dan yng telah matang dengan ciri berwarna kuning kecokelatan serta daging buahnya lunak. Selain itu, ciri buah aren yang sehat ialah kulit luarnya terasa halus.
Setelah itu, biji aren mampu dikeluarkan dengan cara dibelah. Biji yang terkumpul kemudian diseleksi dan seleksilah yang berskala besar, berwarna hitam kecokelatan serta permukaannya tidak keriput.
3. Penyemaian
Biji kandidat bibit aren kemudian disemaikan dengan cara merendamnya pada larutan HCl dengan fokus 95% selama 15 hingga 25 menit. Selanjutnya biji direndam dalam air bersuhu 50 derajat selama 3 menit untuk menetralisir epilog embrio pada biji.
Media semai mampu dibuat dari kantong plastik atau polybag berskala 20 x 25 cm dan isi dengan gabungan tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan 1:1:3.
4. Pemeliharaan Semai
Untuk mendapat bibit aren berukuran 40 cm diperlukan waktu yang cukup lama, adalah sekitar 1 sampai 1,5 tahun. Pemeliharaan persemaian perlu dijalankan dengan penyiraman secara rutin pagi dan sore hari. Penyiangan juga perlu dikerjakan jika terdapat tumbuhan pengganggu, selain itu jikalau flora semai terserang hama penyakit maka mampu diberikan pestisida atau insektisida.
5. Penanaman Bibit
Bibit aren dapat ditanam secara monokultur ataupun tumpang sari. Persiapan lahan dijalankan dengan membersihkannya dari tumbuhan pengganggu serta menggemburkan tanah menggunakan cangkul atai tata cara pembajakan.
Lubang tanam dibentuk berskala 30 x 30 x 30 cm dengan jarak antar lubang tanam sekitar 5 x 5 meter (monokultur) atau 9 x 9 meter (tumpangsari). Lubang tanam yang sudah siap diberi pupuk sangkar, TSP dan urea kemudian diambkan selama 3 hingga 5 hari.
Setelah itu, polybag pada bibit mampu dilepas secara hati-hati biar akar tidak rusak. Pada tata cara tumpangsari, flora aren mampu menjadi tanaman pelindung bagi tanaman yang lain.
6. Pemupukan
Untuk merangsang pertumbuhan tumbuhan semoga lebih cepat, pemupukan dapat diberikan saat tumbuhan berumur 1 hingga 3 tahun. Pupuk yang diberikan antara lain Urea, NPK, pupuk sangkar dan KCl. Pemupukan dikerjakan dengan membuat lingkaran disekitar batang kemudian ditaburi dengan pupuk yang telah disiapkan.
7. Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit
Gulma pengganggu pohon aren umumnya terdapat di bab poros dan tanah sekitar flora. Untuk mengatasinya kita dapat melaksanakan penyiangan sebanyak 4 kali dalam 1 tahun sampai tumbuhan berumur 3 atau 4 tahun.
Hama yang sering menyerang pohon aren ialah rino kumbang (Oryctes thinoceros), kumbang sagu (Hinochophorus ferrugineus), belalang (Sexava sp.), lebah, kelelawar, dan musang. Untuk menanggulangi hama tumbuhan maka diperlukan pengendalian secara mekanis maupun kimia.
Kita mampu memangkas bab tanaman yang telah terserang hama atau menangkap hama pengganggu. Sedangkan secara kimia dilaksanakan dengan penyemprotan pestisida atau insektisida.
Selain itu, penyakit yang sering menyerang perkebunan aren ialah bercak kuning pada daun oleh serangan Pestalotia sp. dan Helmiathosporus sp. Kita mampu mengatasinya dengan menyeprotkan fungisida.
Comments
Post a Comment